Konservasi Arsitektur Stasiun Kereta Api Jakarta Kota
Posted by KYN Praha in Campus on Tuesday, July 10, 2012
Stasiun Kereta Api
Jakarta Kota, dikenal pula sebagai Stasiun Beos Beos kependekan dari
Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia
Timur), sebuah perusahaan swasta yang menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh.
Versi lain, Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia
dan Sekitarnya, dimana berasal dari fungsi stasiun sebagai pusat transportasi
kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan kota lain seperti Bekassie
(Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang),
dan lain-lain.
Beos adalah stasiun kereta api yang berusia cukup
tua di Kelurahan Pinangsia, Kota Tua Jakarta dan ditetapkan oleh Pemerintah
Kota sebagai cagar budaya. Stasiun ini adalah satu dari sedikit stasiun di
Indonesia yang bertipe terminus (perjalanan akhir), yang tidak memiliki
kelanjutan jalur.
Keberadaannya pada saat ini diributkan karena
hendak direnovasi dengan penambahan ruang komersial. Padahal, stasiun ini sudah
ditetapkan sebagai cagar budaya, selain bangunannya kuno, stasiun ini merupakan
stasiun tujuan terakhir perjalanan. Seperti halnya Stasiun Surabaya Kota atau
Stasiun Semut di Surabaya yang merupakan cagar budaya, namun terjadi renovasi
yang dinilai kontroversial.
Sebenarnya, masih ada nama lain untuk Stasiun
Jakarta Kota ini yakni Batavia Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan. Nama
ini muncul karena pada akhir abad ke-19, Batavia sudah memiliki lebih dari dua
stasiun kereta api. Satunya adalah Batavia Noord (Batavia Utara) yang terletak
di sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta sekarang. Batavia Noord pada awalnya
merupakan milik perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg, dan
merupakan terminus untuk jalur Batavia-Buitenzorg. Pada tahun 1913 jalur
Batavia-Buitenzorg ini dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dan dikelola
oleh Staatsspoorwegen. Pada waktu itu kawasan Jatinegara dan Tanjung Priok
belum termasuk gemeente Batavia.
Peta Lokasi
Lattitude
: 6° 8'15.32"S
BIOGRAFI
Sang Arsitek Stasiun: Ir.
FJL Ghijsels
Sang Arsitek Riwayat singkat FJL Ghijsels di bawah ini
disarikan dari buku drs. H. Akihary, Ir. F.J.L. Ghijsels, Architect in
Indonesia (1910 – 1929) (halaman 14-23). Pada tanggal 8 September 1882 di
sebuah kota kecil di Jawa Timur, Tulung Agung, lahirlah seorang anak yang
bernama Frans Johan Louwrens Ghijsels. Kedua orang tuanya adalah warga Belanda yang
menetap di Indonesia. Tidak diketahui pasti apa pekerjaan sang ayah di negeri
ini, dan kapan tepatnya mereka kembali ke Belanda. Namun yang pasti pada tahun
1903 Ghijsels terdaftar mengambil studi Arsitektur di Sekolah Tinggi Teknik
Delft (kini Universitas Teknik Delft). Ketika kuliah Ghijsels memiliki
kemampuan menggambar di atas rata rata mahasiswa angkatannya. Pada tahun 1909
pemuda Ghijsels berhasil menyelesaikan studinya, dan mendapatkan gelar diploma
teknik.
Sejarah Stasiun Kota
Pada masa lalu, karena terkenalnya
stasiun ini, nama itu dijadikan sebuah acara oleh stasiun televisi swasta.
Hanya saja mungkin hanya sedikit warga Jakarta yang tahu apa arti Beos
yang ternyata memiliki banyak versi.
Yang pertama, Beos kependekan
dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta
Api Batavia Timur), sebuah perusahaan swasta yang menghubungkan Batavia dengan
Kedunggedeh. Versi lain, Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken,
yang artinya Batavia dan Sekitarnya, dimana berasal dari fungsi stasiun
sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan
kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs
van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain.
Fhoto Masa Lalu :
Sumber : Google
Fhoto Masa Kini :
Sumber : Google
Sumber : Wikipedia, Google, google eart
Stasiun
Kereta Api Jakarta Kota Saat ini
Bangunan
bersejarah ini kini tidak terlihat seperti bangunan yang harus dipertahankan
bentuk aslinya, jika kita melihat didalam stasiun ini kita bisa melihat banyak
toko yang semestinya bisa dipertahankan bentuk aslinya tanpa harus digunakan
untuk komersil.
Padahal
jika kita bisa menjaga keaslian Stasiun ini banyak mendatangkan devisi
kunjungan cagar budaya yang masih aktif karena masih bisa digunakan fungsinya.
Semoga
kedepannya Stasiun Beos ini akan lebih baik lagi pengelolaannya supaya
masyarakat bisa menikmati serta mengetahui sejarah Stasiun tersebut bukan hanya
untuk tempat aktifitas tapi juga sebagai kunjungan bangunan bersejarah.
Sumber : Wikipedia, Google, google eart
This entry was posted on Tuesday, July 10, 2012 at 11:30:00 AM and is filed under Campus. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.
- No comments yet.