Salahudin Al Ayubi “Singa Padang Pasir”
Posted by KYN Praha in Chronology on Monday, September 3, 2012
Salahudin
Al Ayubi atau sering juga di sebut sebagai “Saladin” di dunia barat,
merupakan panglima perang Muslim yang dikagumi kepiawaian berperang serta
keshalihannya baik kepada kawan dan lawan-lawannya. Keberanian dan
kepahlawanannya tercatat sejarah di kancah perang salib.
Juli
1192 sepasukan muslim dalam perang salib menyerang tenda-tenda pasukan salib
diluar benteng kota Jaffa, termasuk didalamnya ada tenda Raja Inggris, Richard
I. Raja Richard pun menyongsong serangan pasukan muslim dengan berjalan kaki
bersama para prajuritnya. Perbandingan pasukan muslim dengan Kristen adalah
4:1. Salahudin Al Ayubi yang melihat Richard dalam kondisi seperti itu berkata
kepada saudaranya : ” Bagaimana mungkin seorang raja berjalan kaki bersama
prajuritnya? Pergilah ambil kuda arab ini dan berikan kepadanya, seorang
laki-laki sehebat dia tidak seharusnya berada di tempat ini dengan berjalan
kaki “. Fragmen diatas dicatat sebagai salah satu karakter yang pemurah dari
Salahudin, bahkan kepada musuhnya sekalipun. Walalupun sedang diatas angin
tetap berlaku adil dan menghormati lawan-lawannya.
Sejarah Hidup Salahudin
Salahudin
lahir disebuah kastil di Takreet tepi sungai Tigris (daerah Irak) tahun 1137
Masehi atau 532 Hijriyah. Bernama asli Salah al-Din Yusuf bin Ayub. Ayahnya
Najm ad-Din masih keturunan suku Kurdi dan menjadi pengelola kastil itu.
Setelah kelahiran Salahudin keluarga Najm-ad-Din bertolak ke Mosul, akibat ada
konflik didalam kastil. Di Mosul , keluarga Najm bertemu dan membantu Zangi,
seorang penguasa arab yang mencoba menyatukan daerah-daerah muslim yang
terpecah menjadi beberapa kerajaan seperti Suriah, Antiokhia, Aleppo, Tripoli,
Horns, Yarussalem, Damaskus.
Zangi
berhasil menguasai Suriah selanjutnya Zangi bersiap untuk menghadapi serbuan
tentara Salib dari Eropa yang telah mulai memasuki Palestina. Zangi bersama
saudaranya; Nuruddin menjadi mentor bagi Salahudin kecil yang mulai tumbuh
berkembang dalam lingkungan keluarga ksatria. Dari kecil sudah mulai terlihat
karakter kuat Salahudin yang rendah hati, santu serta penuh belas kasih. Zangi
meninggal digantikan Nuruddin. Paman Salahudin, Shirkuh kemudian ditunjuk untuk
menaklukan Mesir yang saat itu sedang dikuasai dinasti Fatimiyah. Setelah
penyerangan kelima kali, tahun 1189 Mesir dapat dikuasai. Shirkuh
kemudian meninggal. Selanjutnya Salahudin diangkat oleh Nuruddin menjadi
pengganti Shirkuh.
Salahudin
yang masih muda dan dinggap “hijau” ternyata mampu melakukan mobilisasi dan
reorganisasi pasukan dan perekonomian di Mesir, terutama untuk menghadapi
kemungkinan serbuan balatentara Salib. Berkali-kali serangan pasukan Salib ke
Mesir dapat Salahudin patahkan. Akan tetapi keberhasilan Salahudin dalam
memimpin mesir mengakibatkan Nuruddin merasa khawatir tersaingi. Akibatnya
hubungan mereka memburuk. Tahun 1175 Nuruddin mengirimkan pasukan untuk
menaklukan Mesir. Tetapi Nuruddin meninggal saat armadanya sedang dalam
perjalanan. Akhirnya penyerangan dibatalkan. Tampuk kekuasaan diserahkan kepada
putranya yang masih sangat muda. Salahudin berangkat ke Damaskus untuk
mengucapkan bela sungkawa. Kedatangannya banyak disambut
dan dielu-elukan. Salahudin yang santun berniat untuk menyerahkan
kekuasaan kepada raja yang baru dan masih belia ini. Pada tahun itu juga raja
muda ini sakit dan meninggal. Posisinya digantikan oleh Salahudin yang diangkat
menjadi pemimpin kekhalifahan Suriah dan Mesir.
Salahudin
dan Perang Salib
Saat
Salahudin berkuasa, perang salib sedang berjalan dalam fase kedua dengan
dikuasainya Yerussalem oleh pasukan Salib. Namun pasukan Salib tidak mampu
menaklukan Damaskus dan Kairo. Saat itu terjadi gencatan senjata antara
Salahudin dengan Raja Yerussalem dari pasukan Salib, Guy de Lusignan.
Perang
salib yang disebut-sebut sebagai fase ketiga dipicu oleh penyerangan pasukan
Salib terhadap rombongan peziarah muslim dari Damaskus. Penyerangan ini
dipimpin oleh Reginald de Chattilon penguasa kastil di Kerak yang merupakan
bagian dari Kerajaan Yerussalem. Seluruh rombongan kafilah ini dibantai
termasuk saudara perempuan Salahudin. Insiden ini menghancurkan kesepakatan
gencatan senjata antara Damaskus dan Yerussalem. Maret 1187 setelah bulan suci
Ramadhan, Salahudin menyerukan Jihad Qittal. Pasukan muslimin bergerak menaklukan
benteng-benteng pasukan Salib. Puncak kegemilangan Salahudin terjadi di Perang
Hattin.
Perang
Hattin terjadi di bulan Juli yang kering. Pasukan muslim dengan jumlah 25000
orang mengepung tentara salib didaerah Hattin yang menyerupai tanduk. Pasukan
muslim terdiri atas 12000 orang pasukan berkuda (kavaleri) sisanya adalah
pasukan jalan kaki (infanteri). Kavaleri pasukan muslim menunggangi kuda yaman
yang gesit dengan pakaian dari katun ringan (kazaghand) untuk meminimalisir
panas terik di padang pasir. Mereka terorganisir dengan baik, berkomunikasi
dengan bahasa arab. Pasukan dibagi menjadi beberapa skuadron kecil dengan
menggunakan taktik hit and run.
Pasukan
salib terdiri atas tiga bagian. Bagian depan pasukan adalah pasukan Hospitaler, bagian
tengah adalah batalyon kerajaan yang dipimpin Guy de Lusignan yang juga membawa
Salib besar sebagai lambang kerajaan. Bagian belakang adalah pasukan ordo
Knight Templar yang dipimpin Balian dari Ibelin. Bahasa yang mereka gunakan
bercampur antara bahasa Inggris, Perancis dan beberapa bahasa eropa lainnya.
Seperti umumnya tentara Eropa mereka menggunakan baju zirah dari besi yang
berat, yang sebetulnya tidak cocok digunakan di perang padang pasir.
Salahudin memanfaatkan
celah-celah ini. Malam harinya pasukan muslimin membakar rumput kering
disekeliling pasukan Salib yang sudah sangat kepanasan dan kehausan. Besok
paginya Salahudin membagikan anak panah tambahan pada pasukan kavalerinya untuk
membabat habis kuda tunggangan musuh. Tanpa kuda dan payah kepanasan, pasukan
salib menjadi jauh berkurang kekuatannya. Saat peperangan berlangsung dengan
kondisi suhu yang panas hampir semua pasukan salib tewas. Raja Yerussalem Guy
de Lusignan berhasil ditawan sedangkan Reginald de Chattilon yang pernah
membantai khalifah kaum muslimin langsung dipancung. Kepada Raja Guy, Salahudin
memperlakukan dengan baik dan dibebaskan dengan tebusan beberapa tahun kemudian.
Menuju
Yerussalem
Dari
Hattin, Salahudin bergerak menuju kota-kota Acre, Beirut dan Sidon untuk
dibebaskan. Selanjutnya Salahudin bergerak menuju Yerussalem. Dalam pembebasan
kota-kota ataupun benteng Salahudin selalu mengutamakan jalur diplomasi dan
penyerahan daripada langsung melakukan penyerbuan militer. Pasukan Salahudin
mengepung Kota Yerussalem , pasukan salib di Yerussalem dipimpin oleh Balian
dari Obelin. Empat hari kemudian Salahudin menerima penawaran menyerah dari
Balian. Yerussalem diserahkan ketangan kaum muslimin. Salahuddin menjamin
kebebasan dan keamanan kaum Kristen dan Yahudi. Fragmen ini di
abadikan dalam film “Kingdom Of Heaven” besutan sutradara Ridley Scott.
Tanggal 27 Rajab 583 Hijriyah atau bertepatan dengan Isra Mi’raj Rasulullah
SAW, Salahudin memasuki kota Yerussalem.
Ada
suatu percakapan dalam film Kingdom Of Heaven yang menarik bagi penulis, yang
kurang lebih seperti ini :
Balian
: ”Saya serahkan kunci kota Yerussalem kepada anda, tapi anda harus dapat bisa
menjamin keselamatan kami, orang-orang non-muslim”
Salahudin:
”Saya akan jamin keselamatan anda”
Balian
: ” Apa yang dapat menjamin kami bahwa anda akan menepati janji anda ?” (Balian
masih ingat saat-saat Yerussalem jatuh ke tangan pasukan Salib, banyak penduduk
sipil muslim yang dibantai sampai kota Yerussalem sesak oleh mayat, dan Balian
khawatir Salahudin melakukan hal yang sama )
Salahudin
: ” (diam sejenak..menatap tajam Balian) Saya akan menepati janji, Insya Allah
..saya adalah Salahudin saya bukan seperti orang-orang anda”.
…………………………………………………………
Di Yerussalem, Salahudin kembali
menampilkan kebijakan dan sikap yang adil sebagai pemimpin yang shalih. Mesjid
Al-Aqsa dan Mesjid Umar bin Khattab dibersihkan tetapi untuk Gereja Makam Suci
tetap dibuka serta umat Kristiani diberikan kebebasan untuk beribadah
didalamnya. Salahudin berkata :” Muslim yang baik harus memuliakan tempat
ibadah agama lain”. Sangat kontras dengan yang dilakukan para pasukan Salib di
awal penaklukan kota Yerussalem (awal perang salib), sejarah mencatat kota
Yerussalem digenangi darah dan mayat dari penduduk muslimin yang dibantai.
Sikap Salahudin yang pemaaf dan murah hati disertai ketegasan adalah contoh
kebaikan bagi seluruh alam yang diperintahkan ajaran Islam.
Salahudin
Al-Ayubi tidak tinggal di istana megah. Ia justru tinggal di mesjid kecil
bernama Al-Khanagah di Dolorossa. Ruangan yang dimilikinya luasnya hanya bisa
menampung kurang dari 6 orang.Walaupun sebagai raja besar dan
pemenang perang, Salahudin sangat menjunjung tinggi kesederhanaan dan menjauhi
kemewahan serta korupsi.
Salahudin
berhasil mempertahankan Yerussalem dari serangan musuh besarnya
Richard The Lion Heart, Raja Inggris. Richard menyerang dan mengepung
Yerussalem Desember 1191 dan Juli 1192. Namun penyerangan-penyerangannya dapat
digagalkan oleh Salahudin. Kepada musuhnya pun Salahudin berlaku penuh murah
hati. Saat Richard sakit dan terluka, Salahudin menghentikan pertempuran serta
mengirimkan hadiah serta tim pengobatan kepada Richard. Richard pun kembali ke
Inggris tanpa berhasil mengalahkan Salahudin.
Sepanjang
sejarah Yerussalem sebagai kota suci bagi tiga agama, sejak ditaklukan
Salahudin, Yerussalem belum pernah jatuh ketangan pihak lain. Baru setelah
Perang Dunia I, Yerussalem jatuh ketangan Inggris yang kemudian diserahkan ke
tangan Israel.
Semasa
hidupnya Salahudin lebih banyak tinggal di barak militer bersama para
prajuritnya dibandingkan hidup dalam lingkungan istana. Salahudin wafat 4 Maret
1193 di Damaskus. Para pengurus jenazah sempat terkaget-kaget karena ternyata
Salahudin tidak memiliki harta. Ia hanya memiliki selembar kain
kafan yang selalu di bawanya dalam setiap perjalanan dan uang senilai 66 dirham
nasirian (mata uang Suriah waktu itu).
Sampai
sekarang Salahudin Al-Ayubi tetap dikenang sebagai pahlawan besar yang penuh
sikap murah hati.
Sumber dari GREAT COMMANDERS OF THE BATTLE FIELDS
This entry was posted on Monday, September 3, 2012 at 10:21:00 PM and is filed under Chronology. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.
- No comments yet.