ROMANTIK ARSITEKTUR


Arsitektur Romanesque di Perancis



Kehidupan biara (monastic) pada abad XI di Eropa Barat termasuk di wilayah jaman modern sekarang menjadi bagian dari Perancis berkembang sangat pesat. Keadaan tersebut merupakan hasil dari landasan kuat didirikan oleh kelompok-kelompok keagamaan didukung oleh para raja sehingga berpengaruh langsung pada arsitektur dan seni. Di wilayah selatan Perancis bangunan gereja didirikan pada masa itu, mempunyai ciri antara lain berdenah silang salib (bentuk T/T shape) yang merupakan cirri umum dari arsitektur Romanesque.
Di Angouleme sebuah kota di selatan-barat Perancis, terdapat sebuah katedral namanya mengambil nama kota di mana ia berada yaitu Katedral Angouleme, dibangun antara 1105-28. Ciri khas telah disebut diatas yaitu denahnya berbentuk T atau silang salib (cruciform) terlihat jelas pada denah gereja ini. Hal yang unik, berbeda dengan gereja-gereja berasitektur Romanesque dikemukakan didepan dari gereja ini adalah tidak mempunyai aisle. Keunikan lain dari katedral ini adalah adanya dua kapel lateral di depan pada transept (biasanya bagian dari sanctuary). Mulanya kedua kapel tersebut kembar, di atasnya ada menara, namun yang sebelah kanan (selatan) hancur pada tahun 1586. Wajah bagian barat atau bagian di mana terdapat pintu masuk langsung ke dalam nave penuh dengan dekorasi antara lain berupa pelengkung-pelengkung mati, pelengkung-pelengkung jendela, garis-garis vertical dibentuk oleh pilaster silindris dan molding. Pada dinding depan ini juga penuh dengan dekorasi berupa patung-patung dan relief yang merupakan hal baru yang tidak terdapat pada bangunan dibangun di jaman Romanesque. Gable wajah depan atau barat diapit oleh menara kembar berdenah bujur sangkar, atapnya kerucut, pada setiap sudut terdapat amortizement, juga berbentuk kerucut namun jauh lebih kecil.
Bagian persilangan lengan dan badan gereja dari denahnya yang berbentuk T, diatapi oleh kubah runcing, pada dinding tamburnya dibuat sederet bendera atas sebanyak 16 buah. Puncak kubah yang runcing dihias dengan cunduk, bentuknya seperti kubah runcing, miniature dari kubah utama dimana ia berdiri. Dinding kubah terdiri dari dua lapis, yang didalam berfungsi sebagai flapond, kecembungannya kurang disbanding dengan yang diluar dan tidak runcing. Nave diatapi juga oleh kubah tiga buah berderet masing-masing dari batu berdiri diatas pendentive. Apse katedral Angouleme, cukup luas, bahkan pada sisinya terdapat empat buah kapel menjorok keluar. Dindingnya berdenah setengah lingkaran. Gereja S. Sernin di Touluse (1077-1119), juga mempunyai ciri umum dari arsitektur gereja jaman Romanesque yaitu berdenah T, dibentuk oleh Nave dan transepts. Berbeda dengan gereja dibahas sebelum ini. Gereja S. Sernin mempunyai dobel aisle mengapit nave kembar di kiri-kanan. Sir Banister Fletcher, A History of Architecture The Athone Press, London. 1975.h.487. Konstruksi semacam ini biasanya untuk mengatasi masalah perbedaan pandangan, yang diluar selalu dipandang dari jauh karena letaknya tinggi diatas, srdangkan yang didalam selalu dipandang dari arah yang lebih dekat karena berada didalam. Dengan perbedaan kecembungan tersebut, maka akan terkesan keduanya sama.

 

Katedral Angouleme(1105-28), pandangan dari depan (barat) (atas), denah (bawah) potongan melintang a-a dan b-b (atas).

          Atap dari nave terdiri dari pelengkung penuh (round-arched barrel). Gereja mempunyai menara berdiri di atas titik perpotongan nave dan transepts. Konstruksi ini dapat dikatakan unik, tidak terdapat pada gereja-gereja Romanesque dikemukakan terdahulu yang biasanya berupa kubah.
          Menara bertingkat-tingkat seperti pagoda, denahnya segi delapan, makin keatas semakin kecil (spire), atapnya kerucut juga bersisi delapan sangat runcing. Menara ini tambahan dibangun kemudian, pada 1250 dimana sudah masuk ke jaman Gotik, tingginya 66 m. Pada gable depan terdapat jendela lingkaran atau sering disebut jendela roda. Disisi kiri kanan selain ada pintu masuk samping, diatas dan dibawah terdapat deretan jendela yang ambang atasnya lengkung, khas jendela gereja jaman Romanesque.
         
Gereja S. Sernin, Touluse (1077-1119), pandangan dari selatan barat (atas) dan nave (bawah).

          Dicaen sebuah kota kecil di perancis bagian utara-barat, masuk kedalam wilayah Normandia terdapat sebuah gereja, bernama Abbaye-aux-Dames sering disebut La Trinite (1062-1110). Gereja ini merupakan bagian dari biara untuk para wanita, dibangun oleh Maltida, istri dari William Penakluk. Di depan atau wajah barat yang merupakan bagian yang menarik dan indah, terdapat menara kembar, berdenah bujur sangkar, atap keduanya datar dengan mahkota seperti balustrade sehingga mirip menara pangamat pada benteng-benteng. Pada sudut-sudut menara terdapat semacam pilaster (buttress) sehingga membentuk garis-garis vertical. Selain itu, vertikalisme pada menara kembar ini juga diperkuat dengan pilaster-pilaster silindris berderet, lebih banyak berfungsi sebagai dekorasi. Ruang dalamnya terutama pada nave, sangat mempersona dengan konstruksi yang juga menjadi bagian dari dekorasi dari pelengkung patah silang (ribbed vault).

Abbaye-aux-dames di Caen, Normandia, Perancis sering disebut La Trinite (1062-1110), pandangan dari depan.

Abbaye artinya biara
William I, sering disebut penakluk (the Conqueror), raja dari inggris menaklukan berbagai wilayah termasuk Normandia dan sebagian besar wilayah utara Perancis modern sekarang. Pada jamannya Normandia termasuk wilayah yang makmur.

Abbaye-aux-Dames di Caen (1062-1110), ruang dalam nave.

          Pada masa hamper bersamaan dengan pembangunan Abbaye-aux-Dames yaitu antara 1068-1115 di Caen juga dibangun gereja hingga sekarang disebut Abbaye-aux-Hommes juga sering dikenal dengan nama S. Etienne. Gereja ini juga merupakan bagian dari biara namun untuk pria, peninggalan masa kemakmuran di bawah penguasa bangsawan dari wilayah luas Normandia. Mulanya gereja dibangun oleh William Penakluk kemudian dilengkapi dan diperindah pada jaman Gotik abad XIII. Apse diperluas pada 1166. Wajah depan di dominasi oleh dua menara kembar, mengapit pintu masuk utama dengan tutup piramidal sangat runcing. Pada sudut-sudut atap menara ditambah dengan hiasan runcing-runcing (pinacle) pada jaman Gotik pada abad XIII, bentuk hiasan khas dari arsitektur Gotik. Nave berada di bawah atap berkonstruksi pelengkung patah membentuk menjadi enam bagian, atau dalam istilah konstruksi klasik disebut pelengkung sexpartite. Keseluruhan gereja ini mempunyai Sembilan konstruksi runcing-runcing (spiers) di bagian atas bangunan, nantinya menjadi ciri khas dari arsitektur Gotik.

Abbaye-aux-Hommes di Caen (1068-1115), pandangan dinding aisle dari dalam (atas-kiri) dari luar (kanan atas) dari potongan melintang aisle (a-a) (tengah) dan denah (bawah).

Abbaye-aux-Hommes di Caen (1068-1115), pandangan dari timur.

  1. gravatar

    # by RHF - Sunday, July 04, 2010 6:13:00 PM

    Good..
    LAnjutkan menulis konten lain
    SUkses

    RAZIQ

  2. gravatar

    # by KYN Praha - Monday, July 05, 2010 4:26:00 PM

    Terima kasih pak..
    Akan saya lakukan yg terbaik pak !!

    Amin.